Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 26 Juni 2016

Kehidupan Kelas 10: Bagian 2

Masa putih abu-abu resmi dimulai. Gak terasa, saya sudah beranjak remaja saat itu (sampai sekarang masih remaja juga sih). Masa dimana beradaptasi dengan tempat, orang-orang, suasana baru. Khususnya dengan teman dan guru. Juga penyesuain diri dengan pelajaran yang semakin berat ditambah beberapa guru killer.
Sayangnya, di awal kelas 1 saya masih menjadi seorang 'anime freak' atau anak yang kecanduan nonton anime. Gak tanggung-tanggung, pernah saya menonton anime lewat handphone saya ketika seorang guru menjelaskan. Saya sih biasa saja karena saya kan duduk di bangku paling belakang *JANGAN DITIRU* tapi teman bangku saya yang rese-suka belajar-serius ini malah memarahi saya sambil bisik-bisik. Akhirnya saya hanya menonton setengah episode namun melanjutkannya saat jam istirahat.
Karena masih kelas 1, gak tanggung-tanggung banyak organisasi yang mempromosikan dengan menggiurkan. Sampai-sampai saya mengikuti 3 organisasi besar dan akhirnya keluar dari kedua organisasi tersebut, duh.
Nah, satu organisasi yang tidak saya tinggalkan ini adalah OSIS. Tujuan saya ikut itu untuk mendapat pengalaman berorganisasi dan agar bisa menjawab di formulir 'pernah masuk organisasi...?' Hehe. Ga deng, iya sih.
Singkat cerita, dikarenakan kesibukan organisasi ini yang luar biasa, membuat saya kurang dekat dengan teman sekelas tak terkecuali teman bangku saya. Saya akui saya baru benar-benar dekat dengan teman bangku saya saat semester 2 dan butuh waktu untuk membuat dia percaya dengan saya hiks.
Saya ingat kejadian ulangan Matematika. Saat itu sekolah saya masih menggunakan kurikulum 2013 atau K-13. Kebetulan yang diprediksi, sibuknya kegiatan organisasi (dulunya) membuat jadwal belajar saya agak kacau. Sampai-sampai saya gak bisa mengerjakan soal ulangan. Saya pun mencoba jalur yang miring yaitu dengan menyontek. Sudah tahu kan teman bangku saya ini anak yang pintar dan otak encer? Tentu saja pasti dia bisa mengerjakan soal dengan lancar. Saya menolehkan  kepala saya kepada dirinya. Tebak apa yang terjadi pemirsa? Dia mengambil buku tulis dan menutup wajah dan lembar jawabannya sambil menulis. Membuat batasan agar mata saya tidak bisa melihat jawabannya. Sudah dapat diketahui nilai saya dan nilai dia bagaimana. Ya, saya mendapat nilai yang jauh dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedangkan teman bangku saya ini jauh diatas KKM 😊
Masa kelas 1 yang indah, bukan? Sampai sekarang kalau saya bercerita tentang itu, kami berdua hanya tertawa geli mengenai betapa pelitnya teman bangku saya ini. Tapi memberi saya motivasi agar belajar dengan giat.

0 komentar:

Posting Komentar