Awalnya masuk SMA saya sendiri itu agak sedih ya, karena sekolah saya agak terpencil dan paling jauh (juga bukan favorit). Kadang bahkan orang-orang bertanya "Hah, dimana SMA kamu?" " Saya ga nyangka SMA kamu itu ada". Rasanya tuh nyakko alias nyesek. Tapi mau gimana lagi, saya pindahan dari luar Provinsi walaupun memang saya lahir di kota saya sekarang tapi saya SD dan SMP di provinsi lain. Saat mendaftar, saya harus ikut jalur PPDB Online sebagai angkatan percobaan (yang sampai sekarang PPDB Online masih berjalan). Saya ingin masuk sekolah favorit di kota saya sekarang, tapi apalah daya kuota hanya 2% untuk anak daerah dan provinsi lain dengan nilai tertinggi yang lolos dan saya tidak termasuk dari 2% tersebut. Alhasil saat pengumuman, saya bingung bahkan menangis gak tau akan sekolah dimana. Akhirnya, tetangga Om dan Tante saya yang mana guru (juga wakasek) di SMA saya sekarang menawarkan saya untuk masuk. Saya hanya perlu mengumpulkan berkas saya ke beliau juga wawancara di SMA tersebut. Beliau termasuk guru yang tegas dan disegani di sekolah saya, itulah mengapa saya masuk dengan lancar. Ya, banyak yang berpikir saya 'Letjen (lewat jendela)' dsb. Saya akui itu benar, tapi saya tidak membayar uang satu rupiah pun saat masuk di SMA saya.
Kesan pertama saat masuk di SMA saya buruk. Infrastruktur jalan yang berbatu (bahkan sampai sekarang), apabila hujan jalan berbatu akan licin, karena sekolah saya saat itu belum di paving block maka saat cerah akan berdebu dan hujan akan becek. Pokoknya saya gak betah sekolah. Saat MOS banyak teman-teman yang heran mengapa saya mau masuk di SMA saya ini. Apalagi ketika tahu kalau saya cukup bisa dalam pelajaran, mereka berkata "Kenapa sekolah disini? Kamu salah sekolah" dsb. Dulu saya berpikir itu benar. Saat saya masuk pun saya membuat orang tua saya berjanji untuk memindahkan saya sekolah di SMA favorit yang saya idamkan walau pun gak terjadi karena saya sudah terlanjur suka dengan sekolah dan teman-teman saya disini. Akhirnya setelah 6 bulan bersekolah, saya memutuskan untuk tidak pindah. Banyak faktor yang membuat saya untuk tidak jadi pindah sekolah diantaranya finansial, jauhnya jarak SMA favorit tsb dari rumah saya, harus beradaptasi lagi, meninggalkan teman-teman dekat saya disini khususnya teman bangku saya yang sudah saya anggap sahabat sendiri karena dia telah banyak membantu dan menemani saya dikala senang atau pun sedih (saya duduk dengan dia selama kelas 1 dan 2 SMA). Saya pun tidak jadi pindah dan di kelas 1 SMA inilah yang membuat saya 180° berbeda dari diri saya saat SMP. See you tomorrow for next part!
Kamis, 23 Juni 2016
Awal mula masuk SMA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar