Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 01 Juli 2016

Kehidupan Kelas 11: Bagian 3

Setelah selesai berurusan dengan organisasi, saya sempat dilema karena bingung dan agak sedih. Saya sedih bukan karena selesai dengan organisasi tersebut, tapi karena merasa berbeda. Yang dulunya lama pulang sekolah, menjadi seperti siswa biasa. Tapi keuntungannya, saya lebih banyak belajar di rumah, belajar kelompok di rumah teman, atau bahkan jalan-jalan.
Minggu ketiga kelas 11, nama kelas kami diubah menjadi XI IPA 2. Lebih tepatnya bertukar dengan kelas XI IPA 1 sekarang karena wali kelas kami yang adalah guru Biologi tidak dapat mengajar di kelas XI IPA 1. Dengan terpaksa, kami bertukar roster atau jadwal pelajaran dengan kelas sebelah dan konsekuensinya harus berganti nama. Tapi jujur kelas XI IPA 2 tetaplah terbaik dan melekat di diri anak IPA 2.
Di pertengahan semester 1, saya kembali sibuk dengan pengurusan berkas AFS-YES serta bolak-balik rumah sakit untuk keperluan vaksinasi. Membuat saya harus izin beberapa kali yang terkadang melewatkan event-event seru di sekolah. Tidak lama kemudian semester 1 berlalu. Enam bulan terasa singkat dan tentunya Ujian Semester harus ditemui.
Saya teringat dengan perjanjian untuk 'tidak menyontek' atau saling berbagi jawaban dengan teman bangku saya. Kecuali di pelajaran tertentu seperti kimia dan fisika. Lucunya adalah Dian, teman bangku saya dengan wajah yang serius berjanji tidak akan membuat saya melihat jawabannya apalagi sebaliknya. Tapi saat ulangan Mandarin, Sejarah tampaknya perjanjian itu hancur karena kami saling berbagi jawaban. Tentunya tanpa sepengetahuan guru. Tidak hanya dengan Dian, dengan yang lain pun begitu.
Akhirnya semester 1 dilalui dan perjanjian untuk 'tidak menyontek' itu hanya ucapan belaka. Tidak bisa dipungkiri, pelajaran kelas 11 memang sulit. Tapi dengan teman-teman yang asik rasanya pelajaran itu mudah dan terlupakan *eh bercanda.
Satu tambahan lagi, kacamata saya patah saat Ujian Semester ini. Di Ujian Semester 1, kami masuk siang. Nah saat pagi hari, saya sedang asik menonton TV sambil me-review pelajaran untuk ulangan hari itu. Saat saya duduk di sofa dan melepas kacamata saya dengan agak kasar, framenya jatuh dan patah. Agak bersyukur, hari itu adalah hari terakhir Ujian Semester. Dengan mata yang kabur (-3,75) tanpa kacamata saya dengan santainya masuk sekolah. Mungkin beberapa orang melihat saya berbeda tapi saya cuek. Penglihatan saja kabur. Datanglah teman sekelas saya di kelas X-2 yang sekarang duduk di kelas XI IPA 1. Dia membantu saya ke kelas. Haduh, merasa seperti orang apa saja. Tetapi keesokan harinya, Ibu saya menemani saya ke Optik untuk memotong kaca lensa kacamata saya dan dipindahkan ke frame baru dari Tante saya. Saat Porseni, yakni setelah Ujian Semester 1 berakhir, saya dengan kerennya datang dengan kacamata baru. Banyak yang bilang saya lebih cocok dengan frame baru saya. Alhamdulillah, tingkat kekerenan saya bertambah.
Sampai jumpa di bagian berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar