Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 06 Juli 2016

Idul Fitri 1437 H

Selamat hari raya Idul Fitri 1437 H! Mohon maaf lahir dan batin. Semoga dengan kemenangan yang telah kita raih tidak membuat kita melupakan kebiasaan beribadah yang membawa berkah.

Dengan selesainya bulan Ramadhan dan 30 postingan telah dicapai, maka 30 Days Writing Challenge resmi selesai. Tenang, saya masih akan menulis di blog ini dan semoga lebih banyak postingan. Terima kasih telah membaca postingan gaje saya.
Ramadhan, see you next year :') Aamiin

Senin, 04 Juli 2016

Kehidupan Kelas 11: Bagian 6

Liburan usai, waktunya sekolah dan mengerjakan tugas yang menumpuk lagi. Saya pikir setelah liburan tidak akan ada lagi hal yang seru tapi saya salah. Banyak teman saya yang berulang tahun dan merayakannya. Di setiap ulang tahun, kami sekelas berusaha kompak untuk datang walaupun pastilah ada beberapa yang gak bisa.
Ulangan Semester 2 dimulai, sedih bercampur senang karena saya berbeda kelas dengan Dian, Micha, dan Nifa. Saya yang biasanya bekerja sama dengan Dian, harus menepati janji tahun lalu yaitu tidak menyontek saat ulangan. Hasilnya saya bekerja sendiri di Ulangan Semester 2. Senangnya, karena saya kembali menjadi pribadi saya saat SMP yaitu tidak menyontek saat Ulangan. Saya bersyukur ulangan berjalan lancar. Oh ya, saat Ulangan Tengah Semester 2 kacamata saya patah lagi. Apes memang, setiap ulangan kacamata saya mungkin tegang haha. Saat di satu pelajaran ulangan, saya bingung mau menjawab apa dan memainkan kacamata saya. Krekk, suara patahan kacamata. Dengan panik dan blank, saya memberi tahu teman saya dan segera menyelesaikan ulangan. Pulang sekolah, saya segera ke rumah Aifah dan pergi ke optik bersamanya. Ternyata kacamata saya gak bisa diperbaiki. Dengan sedih, saya pergi dan singgah membeli lem Alteco dan me-lem kacamata saya di rumah Aifah. Sekalian makan, belajar, nonton di rumahnya.
Kemudian kesibukan lain yaitu persiapan Pentas Seni atau Pensi sekolah yang diadakan setelah Ulangan Semester 2. Di tengah kesibukan mengerjakan tugas dan belajar untuk ulangan, kami harus latihan. Pensi di sekolah saya mungkin berbeda dibeberapa sekolah. Di Pensi kami itu layaknya Ujian Praktek untuk nilai Seni Budaya. Kelas 10 memperagakan tari per kelompok sedangkan kelas 11 paduan suara per kelas. Saya ingat tahun lalu saat kelas 10 yaitu kelompok saya menarikan tarian tradisional Papua dan tentunya kami harus mengenakan baju adat Papua. Kami sangat berbeda di antara yang lain. Banyak yang memperhatikan dan membicarakan kami, tapi saya sendiri tidak peduli masalah itu. 'Cause I love being unique.  Untuk tahun ini, sayangnya tidak ada kelompok tari yang unik seperti kelompok saya tahun lalu.
Kami berlatih paduan suara agak kacau. Karena ada beberapa orang yang kadang tidak hadir latihan atau pun susah diatur. Belum lagi kami latihan koreografi sehari sebelum pentas! Untung saja koreografi tersebut tidak jadi digunakan karena panggung yang agak kecil untuk kami berpuluh orang. Tepat sebelum Pensi dan Ulangan, kami sempat penggalangan dana untuk biaya seragam Pensi. Kami menjual roti bakar, gorengan, puding, dsb. Saat pensi, kami mengenakan seragam yang keren dan beda.
Kami berada diurutan awal untuk Paduan Suara. Setelah gladi bersih, kami segera berganti pakaian di kelas. Tentunya gantian dengan perempuan yang menggunakan kelas pertama. Di atas panggung, kami mengeluarkan seluruh kemampuan kami dan berjalan lancar. Setelah itu, kami melakukan hal yang penting yaitu berfoto ria. Khusus untuk perempuannya, kami berfoto di Studio. Awalnya kami mengajak anak laki-laki, tapi beberapa di antara mereka sibuk. Jadilah hanya perempuan yang berfoto bersama. Selasai berfoto studio, saya pamit pulang sedangkan teman saya yang lain kembali ke sekolah untuk menonton pertunjukan Pensi yang masih berlangsung.
Pensi selesai dan ternyata masih ada satu tugas yang belum selesai, yaitu KIMIA. Memang tugas kimia paling menumpuk di antara tugas lainnya. Kami anak Essence, tetap ke sekolah untuk mengerjakan tugas dan atau hanya ngumpul saja. Hanya ada sedikit anak yang datang ke sekolah saat itu. Keesokan harinya, teman-teman saya berkunjung ke salah satu Pantai. Sayangnya saya tidak bisa ikut karena saya dilarang oleh orang tua. Takut terjadi apa-apa apalagi saat itu minggu akhir sekolah.
Beberapa minggu kemudian, tepatnya tanggal 25 Juni 2016 kami sekelas naik ke kelas 12. Saya pikir semua teman saya akan datang, ternyata banyak dari mereka telah mudik lebaran. Saya bersyukur bisa sekelas dengan teman-teman saya. Walau pun ada hal yang buruk, memalukan, menyebalkan, dan menyedihkan terjadi banyak juga hal menyenangkan dan kebersamaan yang menutup hal-hal buruk. Terima kasih, Essence alias XI IPA 2 ❤

Kehidupan Kelas 11: Bagian 5

Setelah libur panjang, tugas dan pelajaran menghampiri. Beberapa guru mulai berubah bukan orangnya namun sikapnya yang lebih tegas. Oh ya, di semester 2 ini banyak libur. Dikarenakan kakak kelas 12 yang ujian. Liburan saya dan teman-teman tidak dihabiskan di rumah saja tetapi dengan jalan-jalan ria!
Setelah diskusi yang panjang dan menghubungi salah satu penjual tiket Trans Studio, kami sempat ragu karena harga tiket yang tidak sesuai harapan. Namun karena malu apabila membatalkan rencana yang sudah dibuat sejak lama juga kasihan dengan salah satu teman kami yang menghubungi penjual tiket tersebut akhirnya kami memutuskan untuk pergi berlibur ke Trans Studio, yey!
Total yang pergi adalah 13 orang, dimana dua di antara kami naik kendaraan pribadi sedangkan sisanya naik bus. Setelah menentukan titik pertemuan di salah satu halte bus, kami menunggu bus hampir 40 menit yang tak terasa karena obrolan yang panjang. Di bus, salah satu teman dekat kami bernama Puput yang adalah penggemar berat hal-hal Korea baru pertama kali naik bus dan ia merasa seperti di Korea. Ada-ada saja. Kami menaiki dua bus yang mana untuk ke bus selanjutnya singgah di halte salah satu Mall. Perjalanan kami hampir memakan waktu 2 jam.
Tibalah kami di Trans Studio yang ternyata belum dibuka, kira-kira 3 menit kemudian barulah dibuka dengan kami sebagai pengunjung pertama. Wahana Trans Studio belum sepenuhnya dibuka, jadi kami juga menunggu 2 teman kami yang belum sampai. Ya dan lagi kejadian unik terjadi, yaitu kami diwawancarai oleh staff Trans Studio dimana teman saya mendorong saya untuk menjawab pertanyaannya. Seperti diwawancarai gitu deh.
Setelah lengkap, kami pun masuk dan memulai di wahana Putar-Petir, dilanjutkan dengan Dunia Lain, Roller Coaster, Dragon Tower, Giant Swing, Jelajah, dsb. Yang paling mencengangkan menurut saya, yaitu naik Giant Swing sebanyak tiga kali! Tapi tidak semua yang menaikinya tiga kali. Kami mencoba hampir seluruh wahana. Tak lupa juga berfoto ria.
Sebagai pelajar dengan kantong pas-pasan, kami mengumpulkan uang dan membeli bakwan 3 biji seharga 10 ribu! Sangat mahal, bukan? Entah berapa piring kami beli yang sebagian ditraktir oleh teman saya yang berkantong tebal. Setelah puas bermain, kami memutuskan untuk pulang sekitar jam 4 sore.
Di perjalanan pulang, salah satu teman saya gak enak badan. Lain saat perjalanan ke Trans Studio, dimana kami heboh dan ribut. Di perjalanan pulang kami diam dan kecapean. Saya merem dan kebetulan sambil mendengar lagu yang tak sadar saya ikut bernyanyi tanpa mengeluarkan suara alias lipsync. Teman saya menertawai tingkah saya, agak menyebalkan memang tapi gak apa-apalah.
Beberapa minggu kemudian, tepatnya saat kelas 12 mengikuti Ujian Nasional, kami berombongan kembali berlibur namun ke tempat lain yaitu Bugis Waterpark. Wahana air dan kolam renang yang seru. Namun dua anggota kami tidak ikut yaitu Dian dan Ila. Namun bertambah beberapa anggota baru. Kami semua naik sepeda motor ke lokasi.
Sebelumnya kami telah membeli tiga voucher masuk 150rb/voucher yang jika dihitung per orang membayar 30rb. Pikir kami lumayan. Setelah sampai di lokasi dan menukarkan voucher ternyata ada syarat dan ketentuan yang kami tidak baca. Betapa cerobohnya namun karena sudah siap dan tak mungkin untuk pulang, akhirnya kami kembali patungan dan masuk ke Bugis Waterpark, yey!
Ada pemeriksaan barang yang ekspektasi kami sangat ketat, ternyata tas kami hanya dipegang untuk memastikan tidak ada kemasan makanan. Kami berhasil masuk dan betapa senangnya saya bertemu teman saya di seleksi Bina Antarbudaya tahap 2 dan 3 yang bernama Yuni. Sayangnya ia tidak lolos tahap 3, namun kami masih saling kontak. Setelah hampir setahun tidak ketemu, akhirnya kami reuni tak terduga di tempat itu. Saya jadi gak enak mengacangi teman-teman saya, akhirnya saya pamit dan berkumpul dengan teman saya kembali.
Kami masuk kira-kira pukul 10 pagi dan segera mencoba semua wahana yang dibagi beberapa waktu. Wahananya seru dan mendebarkan. Saat jam 12 siang, saya kelaparan. Kebetulan uang kami semua ludes karena harus menambah biaya masuk. Untungnya saya membawa mie goreng yang saya bawa dari rumah tanpa ketahuan. Maaf. Saya mengajak Aifah untuk menemani saya karena yang lain sibuk. Jadinya hanya kami berdua yang makan itu pun Aifah hanya makan sedikit. Setelah selesai kami melanjutkan bermain air dan sempat berbicara dengan Ibu-ibu yang berlibur dengan anaknya. Kami mengobrol dan saya sempat menawarkan kepada Ibu itu untuk mendaftarkan anaknya yang tengah dibangku kelas 1 SMA untuk mengikuti seleksi Binabud hehe.
Tak lama kemudian hujan turun. Kami semua singgah bertepi dan mengobrol namun setelah reda kami kembali berenang. Di wahana selanjutnya sekitar jam 2 atau 3 siang, saya, Maul, dan Aifah mencoba wahana agak ekstrim. Yaitu luncuran tertinggi tanpa menggunakan ban! Saat sebelum meluncur ternyata ada banyak orang yang ragu dan takut untuk meluncur, termasuk kami bertiga. Awalnya saya gak mau tapi Maul dan Aifah membujuk saya. Jadilah saya mengatakan saya yang akan meluncur pertama dan pada akhirnya saya yang meluncur terakhir di antara mereka berdua. Cukup memakan waktu untuk meyakinkan saya turun dengan luncuran tersebut, tapi karena tidak ingin tertinggal sendiri atau harus turun dari puluhan anak tangga, akhirnya saya meluncur dan disambut oleh Maul dan Aifah di bawah.
Setelah puas menaiki wahana dan berenang, kami memutuskan untuk menyelesaikannya. Sebenarnya, masih ada satu wahana yaitu wahana ombak dsb, tapi salah satu dari teman kami gak enak badan (lagi) akhirnya kami yang cewek mandi dan ganti baju lalu pulang. Sedangkan yang cowok melanjutkan berenang di wahana ombak. Saat pulang ternyata hujan deras, makanya kami menunggu beberapa saat dan menyempatkan untuk berfoto. Di perjalanan, hujan rintik menemani.  Saya saat itu bergoncengan dengan Puput. Kami mengobrol di tengah perjalanan dan memutuskan untuk singgah di warung favorit kami yang makanannya enak dan murah meriah. Sayangnya, setelah pulang kami berpencar. Jadilah hanya saya berdua yang makan dengan Puput. Setelah makan saya mengantar Puput ke rumahnya yang tak jauh dari warung makan tersebut. Kami sampai jam 5 sore, menjelang maghrib saya pamit pulang ke Puput dan Ibunya karena saya akan sendiri di rumah dan takut pulang saat gelap. Saat saya sampai di rumah, tak berapa lama Ibu saya datang dan paket kiriman JNE yang saya pesan telah sampai. Senangnya.
Sampai jumpa di bagian berikutnya!

Minggu, 03 Juli 2016

Kehidupan Kelas 11: Bagian 4

Beberapa hari sebelum Porseni diadakan rapat kelas untuk menentukan baju kelas juga nama kelas. Nama 'Essence' usulan Nifa terpilih yang kepanjangannya adalah 'Exclusive Class of Science'. Memang kami tidak menulis angka dari kelas kami. Alasannya beragam mulai dari tidak ingin mainstream dan menganggap kelas kami berbeda. Sempat ada masalah ketika pemilihan warna baju kelas. Kubu hawa memilih warna biru Navy sedangkan kaum adam memilih warna hitam-putih. Tapi dengan pasrah kaum adam harus mengalah. Jadilah baju kami yang ternyata warnanya banyak digunakan oleh kelas lain. Kami tidak masalah dengan itu, toh ini hanya sebagai identitas kelas.
Setelah bertahun-tahun sekolah, saya baru merasakan kelas yang kompak. Bisa dibilang paling kompak dibanding kelas saya sebelumnya. Dengan kekompakan kami, kelas XI IPA 2 meraih beberapa kemenangan di ajang Porseni Sekolah 2015. Walau pun gak menjadi juara umum namun itu sudah membuat kami bahagia. Liburan semester pun dimulai yang berlangsung hingga tahun baru 2016.
Tgl 19 Desember 2015 merupakan ulang tahun saya ke 16. Bisa dibilang hari itu ulang tahun yang cukup baik dan buruk. Saya sudah menabung dan orang tua saya memberi uang agar saya bisa merayakannya. Hari itu hujan sepanjang hari, mulai dari gerimis sampai deras. Tapi semangat saya tidak menghalangi. Pagi hari saya sudah membeli kue ulang tahun dan beberapa makanan. Banyak teman-teman yang saya undang juga keluarga. Saya menunggu dari pagi sampai sore hanya teman orang tua dan beberapa keluarga saya yang datang. Batang hidung teman saya belum ada yang muncul. Menjelang sore, dengan kesal dan sedih saya segera memakan pizza dengan adik sepupu saya. Rasanya sudah pasrah dengan makanan yang banyak tapi kekurangan manusia untuk menghabiskannya.
Tak lama kemudian, empat orang teman saya datang yaitu Micha, Aifah, Agatha, dan Maul. Memang Dian dan Nifa juga teman lain tidak dapat hadir karena hujan yang deras serta rumah saya yang memang jauh dari sekolah dan rumah teman-teman saya (8 km). Tapi dengan kedatangan mereka sudah lebih dari cukup. Kami berbincang, nonton, makan, dan tertawa bersama. Baru kali ini saya berulang tahun dan mengundang teman sekolah saya. Di ulang tahun sebelumnya, pasti hanya bersama keluarga atau bahkan tidak dirayakan. Tak lama banyak keluarga yang datang sampai-sampai makanannya pun hampir tidak cukup. Di ulang tahun kali ini saya belajar, segala hal memang tidak bisa diprediksi dan terimalah apa yang terjadi karena bisa jadi itu adalah yang terbaik. Orang-orang yang datang juga berusaha yang terbaik untuk hadir. Semoga saya masih diberi umur yang panjang oleh Allah dan dapat merasakan bagaimana keadaan-keadaan ulang tahun saya yang selanjutnya.
Sampai jumpa di bagian selanjutnya!

Jumat, 01 Juli 2016

Kehidupan Kelas 11: Bagian 3

Setelah selesai berurusan dengan organisasi, saya sempat dilema karena bingung dan agak sedih. Saya sedih bukan karena selesai dengan organisasi tersebut, tapi karena merasa berbeda. Yang dulunya lama pulang sekolah, menjadi seperti siswa biasa. Tapi keuntungannya, saya lebih banyak belajar di rumah, belajar kelompok di rumah teman, atau bahkan jalan-jalan.
Minggu ketiga kelas 11, nama kelas kami diubah menjadi XI IPA 2. Lebih tepatnya bertukar dengan kelas XI IPA 1 sekarang karena wali kelas kami yang adalah guru Biologi tidak dapat mengajar di kelas XI IPA 1. Dengan terpaksa, kami bertukar roster atau jadwal pelajaran dengan kelas sebelah dan konsekuensinya harus berganti nama. Tapi jujur kelas XI IPA 2 tetaplah terbaik dan melekat di diri anak IPA 2.
Di pertengahan semester 1, saya kembali sibuk dengan pengurusan berkas AFS-YES serta bolak-balik rumah sakit untuk keperluan vaksinasi. Membuat saya harus izin beberapa kali yang terkadang melewatkan event-event seru di sekolah. Tidak lama kemudian semester 1 berlalu. Enam bulan terasa singkat dan tentunya Ujian Semester harus ditemui.
Saya teringat dengan perjanjian untuk 'tidak menyontek' atau saling berbagi jawaban dengan teman bangku saya. Kecuali di pelajaran tertentu seperti kimia dan fisika. Lucunya adalah Dian, teman bangku saya dengan wajah yang serius berjanji tidak akan membuat saya melihat jawabannya apalagi sebaliknya. Tapi saat ulangan Mandarin, Sejarah tampaknya perjanjian itu hancur karena kami saling berbagi jawaban. Tentunya tanpa sepengetahuan guru. Tidak hanya dengan Dian, dengan yang lain pun begitu.
Akhirnya semester 1 dilalui dan perjanjian untuk 'tidak menyontek' itu hanya ucapan belaka. Tidak bisa dipungkiri, pelajaran kelas 11 memang sulit. Tapi dengan teman-teman yang asik rasanya pelajaran itu mudah dan terlupakan *eh bercanda.
Satu tambahan lagi, kacamata saya patah saat Ujian Semester ini. Di Ujian Semester 1, kami masuk siang. Nah saat pagi hari, saya sedang asik menonton TV sambil me-review pelajaran untuk ulangan hari itu. Saat saya duduk di sofa dan melepas kacamata saya dengan agak kasar, framenya jatuh dan patah. Agak bersyukur, hari itu adalah hari terakhir Ujian Semester. Dengan mata yang kabur (-3,75) tanpa kacamata saya dengan santainya masuk sekolah. Mungkin beberapa orang melihat saya berbeda tapi saya cuek. Penglihatan saja kabur. Datanglah teman sekelas saya di kelas X-2 yang sekarang duduk di kelas XI IPA 1. Dia membantu saya ke kelas. Haduh, merasa seperti orang apa saja. Tetapi keesokan harinya, Ibu saya menemani saya ke Optik untuk memotong kaca lensa kacamata saya dan dipindahkan ke frame baru dari Tante saya. Saat Porseni, yakni setelah Ujian Semester 1 berakhir, saya dengan kerennya datang dengan kacamata baru. Banyak yang bilang saya lebih cocok dengan frame baru saya. Alhamdulillah, tingkat kekerenan saya bertambah.
Sampai jumpa di bagian berikutnya.