Hatiku
sedih terenyuh mendengar curhatan beberapa orang yang sangat dekat denganku dan
gundahan diriku sendiri. Saya memang orang yang tidak sempurna baik secara
kepribadian mau pun fisik. Tapi apakah ada yang sempurna di dunia ini?
Apa
yang salah dengan seseorang yang memiliki jerawat atau bekas jerawat di
wajahnya?
Apa
yang salah dengan seseorang yang memiliki tinggi yang kurang?
Apa
yang salah dengan seseorang yang memiliki berat badan berlebih?
Apa
yang salah dengan seseorang yang memiliki gigi yang tidak rapi?
Apa
yang salah dengan seseorang yang memiliki kulit yang gelap?
Apa yang
salah dengan seseorang yang memiliki keterbatasan?
Yang salah adalah orang-orang yang percaya dengan standar
penampilan pada saat ini khususnya di negara kita, Indonesia.
Mengapa penampilan bisa jadi hal yang sangat dibanggakan di
negeri ini? Dan mengapa pula hanya ada standard kecantikan seperti ini bagi
banyak orang khususnya untuk wanita yaitu kulit
putih, wajah mulus, gigi rapi, badan kurus nan tinggi bak model atau biasa
orang akan mengatakan bening. Mungkin akan ada banyak yang tidak setuju
dengan pendapat ini, tapi saya yakin sebagian besar orang indonesia memiliki
standard seperti itu. Lantas mengapa dengan standard seperti itu wanita yang
lain yang tidak memilikinya juga harus menjadi seperti itu?
Mengapa kami dipaksa dengan masyarakat untuk menjadi ini
itu?
Mengapa kami dipaksa untuk memenuhi standard kecantikan demi
dipandang baik oleh orang-orang?
Mengapa kami dipaksa untuk melakukan ini itu?
tidak
bisa kah kami dihargai apa adanya bukan karena ada apanya?
tidak
bisa kah kami dipandang baik pada pandangan pertama dengan penampilan yang
dimiliki?
tidak
bisa kah kami dianggap pantas dengan orang-orang?
Saya tidak pernah meminta respekmu
Saya tidak pernah menuntut apresiasi darimu
Saya tidak pernah menginginkan pengakuanmu
Saya tidak pernah meminta komentarmu
lantas
mengapa orang-orang masih berbicara seenaknya mengenai penampilan kami?
lantas
mengapa orang-orang masih berkomentar tak sedap hanya karena kami berbeda?
lantas
mengapa orang-orang masih tidak berhenti berceloteh?
Kami tidak bisa menutup mulutmu, untuk itu lebih baik kami
tutup telinga kami atas komentar tidak sedapmu.
Kami tidak bisa menutup matamu, untuk berhenti memandang
kami namun yang kami bisa lakukan untuk tidak melihat dan mencari kesalahan
atas penampilanmu dan juga balik mengomentarinya.
Kenapa penampilan yang
utama pada zaman ini, bukankah seharusnya kita lebih harus meningkatkan
kemanusiaan kita? Menjadi lebih manusia dan memanusiakan orang lain? Menghargai
perbedaan khususnya karena semboyan negara kita bhinneka tunggal ika?
Kemana semua etika kesopanan santunmu itu? Kenapa kau
gantikan dengan penampilan yang sempurna tapi kepribadian yang sombong?
Kenapa semua penampilan orang kau komentari? Kenapa kau
menganggap orang lain lebih hina darimu hanya karena penampilannya?
Apakah kepribadian yang baik tak cukup bagimu? Kenapa kau
buat orang harus mengikuti seleramu?
Bagaimana kau bisa hidup dengan terlalu banyak berceloteh
tentang kekurangan orang lain? Kenapa kau tak perbaiki dirimu agar menjadi
lebih baik?
Siapakah kamu yang merasa paling sempurna? Kenapa kau
injak-injak orang lain sehingga mereka merasa kekurangan?
Tak tahu kah kau apa dampaknya
Tak tahu kah kau rasa malu
Tak tahu kah kau etika
Tak tahu kah kau menghargai yang namanya perbedaan
kita
butuh orang seperti kamu
bukan
untuk dicontohi
namun
agar kamu sebagai model
supaya
orang-orang tidak menjadi seperti dirimu
teruntuk
sebagian orang yang merasa tersinggung
tidak
apa-apa, silakan tidak setuju
namun
camkan satu hal ini
penampilanmu
itu tidak akan seperti itu selamanya
namun
hati dan kebaikanmu lah
yang
akan diingat
dan
itulah yang akan
mengantarmu kepada
kebahagiaan
yang sesungguhnya
Berhenti membully orang hanya karena penampilannya.
Mulailah untuk mengenali pribadi orang.
Berhenti menjadi orang yang menjadi sumber keterpurukan
seseorang.
Mulailah untuk belajar menjadi manusia yang bermanfaat.
Berhenti mengganggap ejekan itu gurauan dan memvonis orang baperan dengan ledekanmu.
Mulailah diam kalau tidak bisa berkata yang baik.
Berhenti mengira komentar itu hanya hal sepele.
Karena kau tak pernah tahu dampak dari tajam mulutmu.
Sebab apa gunanya membuat orang lain merasa malu, serba
kekurangan, dan gundah?
Oleh: Andi Annisa TR,
pribadi yang jenuh atas orang seperti ”kau”
(11 November 2019)